Rabu, 19 Februari 2020

Kisah Cinta Jagung dan Pucuk Labu (Part 1)

Part 1 Kenalan

Hai...namaku Pucuk Labu,
ini bukan nama asliku,
aku seorang perempuan yang menyukai buku-buku
dan kalimat-kalimat indah
tak ada yang aku takutkan selain Tuhan.
Kenapa juga harus aku beritahukan apa saja yang aku takuti?
Kembali lagi ke namaku, ini nama khusus
yang kusematkan sendiri pada tubuhku yang tidak ringkih.
Lalu seorang juga memanggilku nama nama Pucuk Labu,
Pucuk Labu ada di kolom tiap tulisan juga ada di kontak ponselnya dulu
dan menjadi nama yang khusus ia panggil untukku.
Setelah masa hidup jagung selesai, tidak pernah lagi
ada yang memanggil namaku dengan nama Pucuk Labu
bahkan aku juga lupa, kapan terakhir aku memakai nama itu.
Saat ini aku ingin menulis kisahku bersama seorang yang kupanggil Jagung.
Jagung, panggilan khusus dari seorang bernama Pucuk Labu.

Pucuk Labu dan Jagung pertama kali bertemu saat ada pertemuan penting di kampus.
Pucuk Labu tahu bahwa itu Si Jagung, mahasiswa yang sebelumnya sudah mengenalkan diri lewat
mesengger juga mahasiswa yang sering kali mengontaknya via mesengger untuk bertanya perihal tulisan di
buku dan koran yang ada di kampus. Seringkali Pucuk Labu mengabaikan pesan-pesan itu, karena Pucuk
Labu tahu kalau si Jagung bisa ke Perpustakaan kampus untuk membaca tulisan atau koran yang dimaksud. 

Sebelum pertemuan penting di ruang tamu itu, Pucuk Labu dan Jagung pernah bertemu di area kampus.
Bertemu tanpa saling menyapa, hanya saat si Pucuk Labu berjalan lalu mengangkat muka melihat
disekeliling. Maka ia jumpai si Pucuk Labu yang juga diam-diam dia hindari. Kenapa Si Pucuk Labu
menghindari Jagung? Padahal Jagung Muda sangat gurih jika ditumis dengan Pucuk Labu. Jadi begitu lha
awal mula mereka bertemu.

Tak sedikit pun Pucuk Labu memikirkan tentang si Jagung, saat itu.

Ternyata hal itulah yang membawa Pucuk Labu kepada kejutan-kejutan yang menyenangkan di tahun-tahun
berikutnya.

Part 2 Pendekatan

Masa pendekatan, memang masa yang paling mendebarkan. Dengan memakai insting dan feeling, kita pasti
tahu seorang datang atau sedang menuju hidup kita dalam rangka apa. Sederhananya, kita pasti tahu tujuan
orang ke kita. Atau dengan jurus ampuh plus sakti plus plus, kita bisa mengubah tujuan hidup orang ke kita
jika tujuan itu jahat. Semua orang punya plan A, B, C & D; begitulah otak dan fisik ini bekerja. 
Dalam kisah ini Si Pucuk Labu telah menyadari itu, si Jagung datang ke arahnya dan Pucuk Labu juga
bergerilya untuk mencari tahu tentang si Jagung.
Tiap Jagung mengguyur Pucuk Labu dengan perhatian-perhatian yang berlimpah, Pucuk Labu yang
instingnya telah terlatih untuk membaca pergerakan berikutnya. Maka si Pucuk Labu juga cukup intens untuk
mencari tahu tentang Si Jagung. Sebagai seorang yang menyukai aktifitas menulis, maka Pucuk Labu
sangat mengerti semua postingan yang ada pada akun media sosial dari si Jagung.
Mungkin begitu juga yang dilakukan oleh Jagung pada akun media sosial Pucuk Labu.

Masa pendekatan cukup lama, dilakukan lewat saling kode lewat media sosial yang berujung tulisan itu
dimuat juga oleh media lokal bahkan saling telepon lama-lama. Untuk yang terakhir ini, Si Pucuk Labu
memang jarang sekali menelpon lama dan itu terdengar dari nada suaranya yang agak kaku namun pelan
dan juga bahan pembicaraan yang kaku.

Momen pendekatan itu mereka lalui dengan membahas pemerintah Indonesia, Timor-Timur, Natuna, Novel
Orang-Orang Oetimu, kebiasaan orang-orang Sumatera, keberagaman dan toleransi di Manggarai lalu 
berakhir dengan membahas lagu-lagu dan novel Fiersa Besari, hari itu.

Kita menemukan banyak sekali persamaan, baik tema buku-buku bacaan, pandangan kita tentang budaya,
tentang pemerintahan, tentang lagu dan juga Fiersa Besari. Saya hanya mendengar nama Fiersa Besari
melalui cuitan-cuitannya di twitter dan si Jagung lebih banyak tahu tentang beliau. Saat itu, kita juga
berbicara tentang LGBT dan bagaimana kita mengambil sikap soal itu.


Sampai saat itu Si Pucuk Labu bilang ke Jagung untuk tidak menggosipkan nama Fiersa Besari, saat itu kita 
berbicara tentang Fiersa Besari yang akan menikah, masa lalu Fiersa Besari, petualangannya ke gunung 
dan laut, kalimat-kalimat indah Fiersa Besari, novel dan juga beberapa lagu-lagu yang karena kamu beri tahu 
liriknya maka aku pun menyukainya. Saat itu si Fiersa Besari sedang melakukan ekspedisi atap langit, 
Jagnung bercerita banyak tentang idolanya. Si Jagung lebih banyak menceritakan dan si Pucuk Labu 
mendapat bagian untuk bilang “ohhh” atau dengan penasaran yang selalu melekat dengan si Pucuk Labu 
maka ia akan bertanya “kenapa begitu?” “Sejak Kapan?” “Kamu tahu darimana?” Pokoknya 5w+1H. Si 
Pucuk Labu memang seorang dengan sikap mencari tahu yang luar biasa, ia menyukai belajar dan 
mendengarkan. 

Si Pucuk Labu ingat, saat itu akhir bulan Februari saat si Pucuk Labu suka menghabiskan waktu selepas 
kerja untuk mendengar lagu-lagu Fiersa Besari di Youtube demi menemukan chemistry antara lirik lagu 
dengan ke arah mana relasi ini akan berjalan. Karena hidup dilalui dengan baik; entah sendiri, berdua atau 
sekedar di-php. 

Sebagai seorang yang sangat multitafsir, ia telah punya beberapa hal untuk menangkis jika segala guyuran 
perhatian itu hanyalah PHP. Baginya sangat perlu menyediahkan payung sebelum hujan. Ia juga sudah 
menyiapkan hatinya jika saja relasi ini berjalan ke arah yang lurus. 

Jadi begitulah saat si pria berancang-ancang untuk pendekatan, maka si wanita suadah tahu apa yang harus 
ia siapkan. Ini bukan hal rahasia, memang beginilah. Pria dan wanita sama-sama manusia. Yang saling 
mendekati untuk bertahan hidup dan saling mengenal untuk keberlangsungan hidup. 

Sebagaimana seorang laki-laki sangat suka memuji, begitulah juga perempuan sangat suka jika dipuji. 

Si Jagung membuatku merasa terbiasa dengan segala konsisten perhatian yang ia buat dari waktu ke waktu. 
Jika ia tidak memberi kabar atau miskol saat pagi maka muncullah perasaan rindu. Satu-satunya perasaan 
yang menandakan pengaruh konsisten perhatiannya telah cukup besar di dalam hidup. 

Walau beberapa hal memang logis tapi bicara tentang perasaan mana ada hal atau alat ukur yang bisa 
menunjukkan berapa skala suka kita kepada seorang. Maka kualami itu seorang diri sambil merasakan kalau 
selain masa pendekatan ini membawa kesenangan dan perasaan ingin terus diperhatikan, juga timbullah 
juga pertanyaan “akan bagaimana relasi ini?”

Sejak pertanyaan itu terbersit kesekian kalinya di kepala, Si Pucuk Labu langsung menyerahkan 
perasaannya itu kepada Sang Sahabat Sejatinya “Ini perasaan saya, Engkau yang lebih tahu segala isinya, 
jika baik maka teruskan, jika tidak maka selesai sampai di sini juga” begitulah Si Pucuk Labu bicara dengan 
Sang Sahabat Sejatinya sebelum ia tertidur. 

Bersambung ..................................................
  

Ruteng, 19 Februari 2020. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setahun Berdua

                                                  " Selamat merayakan setahun berdua dalam relasi pacaran ini, *ian dan Cici.      Tida...