Jumat, 01 Oktober 2021

Setahun Berdua

                  

                            "Selamat merayakan setahun berdua dalam relasi pacaran ini, *ian dan Cici.

    Tidak banyak foto-foto yang mewakili perjalanan kita setahun ini, tapi tidak apa-apa aku punya begitu banyak stok kata-kata yang tidak akan habis saat membayangkan kamu dan kita dalam relasi yang berharga ini. 

    Jauh sebelum kita bertemu, tiap hari Minggu saat ke gereja dan tiap aku berdoa. Aku meminta seseorang yang mudah dibentuk di dalam Tuhan dan aku menjadikan diriku juga untuk mudah dibentuk di dalam-Nya.

    Terima kasih untuk satu tahun ini, aku memang tidak mudah untuk kamu pahami. Terima kasih untuk semua hal tentangku yang kamu terima dan maklumi; keras kepalaku, moodku yang cepat  berubah, nada bicaraku yang pelan, bicaraku dengan kata-kata yang singkat dan kesibukanku yang seringkali lupa memberi kabar.

    Terima kasih karena selalu setia mendengarku bercerita walau itu akan berjam-jam dan membosankan.  Untuk mengarahkan alur ceritaku agar aku tetap berada di dalam struktur cerita yang ingin aku bangun, untuk apresiasimu yang paling pertama untuk segala ide-ideku dan untuk penerimaanmu untuk segala hal yang kurang baik di dalam hidupku. 

    Salam hangat, 

Cici









Sabtu, 31 Juli 2021

Malam Minggu Akhir Juli

Sabtu menuju Minggu.

Sabtu terakhir bulan Juli dipakai untuk bertemu Yuval Noah Harrari dan Slavoj Zizek, melalui buku dan chanel youtube. Juga menghitung segala jenis pengeluaran di tiap-tiap post, mendapati bahwa menyederhanakan hidup jauh lebih baik untuk menekan segala jenis pengeluaran.

Sabtu, 24 Juli 2021

Membicarakan Kehilangan

Yang pasti adalah kematian, kehilangan dan kepergian
Ditinggalkan atau meninggalkan adalah konsekuensinya
Kita yang ditinggalkan atau kita yang meninggalkan 
Entah selamanya atau sementara waktu
Dalam hitungan waktu yang masih bisa kita menerka kapan akan bertemu
Ataukah hitungan jarak yang masih bisa kita ukur kapan akan berpelukan
Ataukah memang kita ini hanya akan sejauh doa?

Kita menerka seberapa hancurnya kita jika perpisahan datang menghampiri
Kita menerka seberapa sakitnya kita jika perpisahan itu terjadi

Kita menerka bagaimana kita akan melalui perasaan dalam perpisahan itu
Sebanyak apa kita akan rindu?
Sebanyak apa kenangan kita yang akan muncul dalam perpisahan itu?
Seberapa sedih jika mengenang itu?

Namun, 
Perasaan, rindu, kenangan dan kesedihan tidak dapat diterjemahkan di dalam angka
Entah angka yang terbatas seperti kata
Ataukah angka begitu rumit menerjemahkan perasaan, rindu, kenangan dan kesedihan di dalam deretan angka?

Karena perasaan, rindu, kenangan dan kesedihan datang dari hati yang terdalam,  
dimana angka dan kalimat seberapa banyak itu tak mampu menjangkaunya. 

Aku memang tidak tahu akan seberapa banyak apa aku akan rindu
Aku memang tidak tahu akan seberapa banyak aku mengenang kamu

Aku tahu akan sepatah apa aku nanti
Aku tahu akan sehancur apa aku nanti

Karena  beberapa hal aku tahu, kutanyakan lagi pada hatiku?
Aku harus bagaimana?

Aku pun berlatih merespon kehilangan itu.
Jika hal itu datang, 
Aku yang ditingggalkan atau aku yang meninggalkan. 
Aku telah siap. 




Cici Ndiwa

Senin, 07 Juni 2021

Kepada apakah

huruf menjadi kata 
pada lisan dan tulisan 
menjadi kalimat 
yang berdengung di gendang telinga
dan di catatan-catatan kecil
yang menjadi suara dan menjadi cerita

mengapa kata diciptakan?
tanya sendu kepada sepi


Salam, Cici. 

Sabtu, 20 Maret 2021

Relasi yang Berharga

 

(Pantai pertama yang dikunjungi berdua, 07 Maret 2021)


Membicarakan tentang saya, mungkin akan sangat egois atau terlalu menuntut untuk dimanjakan dalam relasi ini.
Bukannya di dalam relasi ini kamu juga ada? Yah, kamu pun ada karena ini adalah relasi kita yang bagiku sangat berharga.
Bayangkan bahwa kita sengaja dipertemukan tahun 2020 untuk suatu tugas besar yang dipercayakan kepada kita sebagai satu tim yang isinya adalah kamu, aku dan Dia yang menjadi kepalanya. Dan saat kepala tim kita telah mengetahui bahwa kamu dan kamu sedang berada di dalam versi terbaik diri kita sendiri.
Yah, kita dipertemukan dan dengan sangat percaya diri saya berkata bahwa kita akan dipersatukan suatu hari nanti untuk mengerjakan tugas tersebut dalam kasihNya seumur hidup kita. 

Kita sungguh akan menjadi satu tim kan?
Membayangkan satu tim dengan kamu seumur hidup adalah hal yang sangat indah bagi saya. Doa-doa kita sedang berpotongan atau bertemu di satu titik dan mereka (doa kita) sedang saling mengonfirmasi intensi masing-masing. Lalu mereka (doa kita) kita berkata ''yah benar, semua list yang didoakan semuanya merujuk ke kamu, ayo  jalan-bersama-sama''
Dua manusia yang berbeda,dipertemukan dan kelak dipersatukan untuk suatu tugas. 

Aku pikir sebelum kita berdua secara pribadi saling mengenal, jiwa-jiwa kita sudah lebih dulu saling bertautan. Sehingga saat pertama kali bersua wajah, kita tanpa canggung bercerita. Seperti pernah bertemu sebelumnya, jiwa-jiwa kita telah saling menjalin dengan alam dan seolah-olah kedua jiwa kita sudah mengenal jutaan tahun lamanya.

Bagaikan kita telah dipersiapkan sejak lama untuk bertemu. 

Relasi ini berharga kan? Yah, karena kamu dan saya turut berproses di dalamnya dan ini adalah relasi kita. 

Saya mengasihi kamu dan tidak mau kamu sakiit, mungkin ini terlalu egois. Namun saya tidak mau sakit dan akan terus mengasihi kamu, sehingga itu tidak egois. 



Salam hangat, 

Cici


Rabu, 17 Maret 2021

Dengan Dirinya Sendiri


Ia berbicara

Ia mendengar

dan berkaca-kaca, matanya

Huruf-huruf dirangkainya menjadi kata

didengungkannya melambung ke langit-langit lidahnya

dan memantul keluar melewati bibirnya

pergi kepada telingannya sendiri

dan kembali dipantulkan oleh langit-langit lidahnya lagi

 

Ruteng, 2021. Cici Ndiwa

 

Ketika Subuh


Seorang gadis mendidihkan air

dan menyeduh kopi

memberinya sedikit gula

dan menemaninya dengan sepotong roti

menaruhnya di atas meja di samping laptop

tempat semua berkas lamaran kerja dan buku agenda tersusun dengan rapi

juga list segala tempat usaha, sekolah dan kantor-kantor

yang diberi tanda silang dan centang

yang lembarannya tertempel di tembok di samping laptop

Seorang gadis yang masih saja mengimpikan menjadi penyair

memindahkan segala kesederhanaan hidup ke dalam rumitnya cara berpikir manusia

dan rumitnya hidup kedalam kesederhanaan sebuah pemaknaan yang abstrak

untuk sebuah puisi yang tak kunjung ia selesaikan

 

Ruteng, 2021. Cici Ndiwa

 

 

 

Menua

 Menua

Bicaramu perlahan, terbata-bata dan menekan beberapa kata

Langkahmu mulai tertatih, kembali dilatih untuk merasai dingin lantai dengan telapak kaki

Rambutmu perlahan memutih, sehelai demi sehelai

Rambutku berganti warna beberapa kali

Ketika langkahmu memelan, aku semakin cepat melangkahkan kakiku seakan berlari

Mengejar waktu yang abstrak itu

Ketika engkau baru saja menekan dua kata

Aku telah memberi penegasan untuk semua kalimat

Yang keluar dari bibirku dalam sekali tarikan nafas

Saat engkau merasakan sesak di dadamu

Jantungku berdetak merasakan cinta

Bisakah engkau meminum obat-obatmu untuk ikut bersamaku

Bertumbuh dengan cinta yang baru?

 

Ruteng, 2021. Cici Ndiwa

 

Selasa, 19 Januari 2021

Sepatu Baru Berwarna Ungu

      

Setelah melalui pertimbangan yang cukup panjang dan berujung pada keputusan yang sangat masuk akal, saya akhirnya ke swalayan dan melihat-lihat sepatu yang cocok untuk saya. Sebenarnya ada sepasang sepatu yang telah saya incar sejak lama, bisa saja kan saya langsung ambil dan membayarnya di kasir. Namun, saya masih dengan sikap pilih-pilih saya ini. Beberapa kali saya mencoba pakai dan melihatnya di cermin toko, mencoba berjalan dengan mengenakan sepatu tersebut dan mengamatinya lama-lama di kaki saya. Saya bertanya pada bapak-bapak yang menjaga rak sepatu itu, mungkin ada warna lain. Rupanya itulah satu-satunya warna untuk model sepatu seperti itu. 

    Sambil menenteng sepatu itu, saya melihat sepatu yang lain yang terpajang di sana. Mencoba membandingkannya dari segi warna, model dan penerimaan saya  akan sepatu itu. Tetap saja, sepatu yang saya tenteng itu tidak tergantikan oleh sepatu lain yang dipajang di situ. Saya menitipkan sepatu tersebut di meja kasir dan berkata bahwa saya akan datang lagi untuk mengambil sepatu tersebut. 

    Saya pun beralih ke toko yang lain, tanpa takut sepatu tersebut diambil oleh orang karena saya telah menitipkannya di kasir. Saya mencari sepatu yang modelnya sama dengan sepatu ungu itu, berharap ada warna yang lain yang bisa saya pulang. Saya menunjukkan foto sepatu tersebut ke penjaga/pelayan toko untuk mengefektifkan waktu saya dalam mencari sepatu, beberapa sepatu yang terpajang di toko-toko itu saya test namun tak ada yang cocok di hati walau pas di kaki. 

    Saya kembali berjalan menuju toko pertama tempat sepatu ungu itu berada,  di perjalanan saya meyakinkan diri untuk memilih sepatu tersebut. 

    Bahannya sangat nyaman di kaki saya, bertali dan berwarna ungu. Modelnya sederhana dan cocok bagi saya yang menyukai hal-hal sederhana. 

    Sepatu baru saya itu berwarna ungu, diincar sejak dulu namun tetap dibanding-bandingkan dengan sepatu yang lainnya di berbagai toko. Tetap saya kembali kepada sepatu ungu yang nyaman itu. 

    Mungkin hal yang saya lakukan itu telah dilakukan juga oleh orang lain. Saat kita punya banyak pilihan, tentu saja kita bisa memilih-milih agar bisa mendapat satu atau dua yang bagi kita terbaik dari antara yang  lain. Kita memiliki standar untuk hal yang harus ada dalam hidup kita. Saya pikir, ketika kita telah memiliki standar untuk segala sesuatu di dalam hidup kita maka proses pilih memilih atau soal pertimbangan itu hanyalah cara kita untuk menguji standar yang ada pada hidup kita. 

    Bicara tentang standar yang kita miliki di dalam hidup adalah berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Seperti saat saya bertanya kepada beberapa teman tentang sepatu ungu tersebut, ada yang berkata bahwa sepatu itu keren untuk saya kenakan dan ada juga yang bilang bahwa warna sepatu itu tidak cocok untuk saya. Bahwa saya hanya sedang menguji apa yang sebelumnya telah saya pilih. 

    Begitulah, perjalanan saya memilih sepatu ungu itu. 

    Salam hangat, 


Cici Ndiwa

    

Setahun Berdua

                                                  " Selamat merayakan setahun berdua dalam relasi pacaran ini, *ian dan Cici.      Tida...