Sabtu, 20 Maret 2021

Relasi yang Berharga

 

(Pantai pertama yang dikunjungi berdua, 07 Maret 2021)


Membicarakan tentang saya, mungkin akan sangat egois atau terlalu menuntut untuk dimanjakan dalam relasi ini.
Bukannya di dalam relasi ini kamu juga ada? Yah, kamu pun ada karena ini adalah relasi kita yang bagiku sangat berharga.
Bayangkan bahwa kita sengaja dipertemukan tahun 2020 untuk suatu tugas besar yang dipercayakan kepada kita sebagai satu tim yang isinya adalah kamu, aku dan Dia yang menjadi kepalanya. Dan saat kepala tim kita telah mengetahui bahwa kamu dan kamu sedang berada di dalam versi terbaik diri kita sendiri.
Yah, kita dipertemukan dan dengan sangat percaya diri saya berkata bahwa kita akan dipersatukan suatu hari nanti untuk mengerjakan tugas tersebut dalam kasihNya seumur hidup kita. 

Kita sungguh akan menjadi satu tim kan?
Membayangkan satu tim dengan kamu seumur hidup adalah hal yang sangat indah bagi saya. Doa-doa kita sedang berpotongan atau bertemu di satu titik dan mereka (doa kita) sedang saling mengonfirmasi intensi masing-masing. Lalu mereka (doa kita) kita berkata ''yah benar, semua list yang didoakan semuanya merujuk ke kamu, ayo  jalan-bersama-sama''
Dua manusia yang berbeda,dipertemukan dan kelak dipersatukan untuk suatu tugas. 

Aku pikir sebelum kita berdua secara pribadi saling mengenal, jiwa-jiwa kita sudah lebih dulu saling bertautan. Sehingga saat pertama kali bersua wajah, kita tanpa canggung bercerita. Seperti pernah bertemu sebelumnya, jiwa-jiwa kita telah saling menjalin dengan alam dan seolah-olah kedua jiwa kita sudah mengenal jutaan tahun lamanya.

Bagaikan kita telah dipersiapkan sejak lama untuk bertemu. 

Relasi ini berharga kan? Yah, karena kamu dan saya turut berproses di dalamnya dan ini adalah relasi kita. 

Saya mengasihi kamu dan tidak mau kamu sakiit, mungkin ini terlalu egois. Namun saya tidak mau sakit dan akan terus mengasihi kamu, sehingga itu tidak egois. 



Salam hangat, 

Cici


Rabu, 17 Maret 2021

Dengan Dirinya Sendiri


Ia berbicara

Ia mendengar

dan berkaca-kaca, matanya

Huruf-huruf dirangkainya menjadi kata

didengungkannya melambung ke langit-langit lidahnya

dan memantul keluar melewati bibirnya

pergi kepada telingannya sendiri

dan kembali dipantulkan oleh langit-langit lidahnya lagi

 

Ruteng, 2021. Cici Ndiwa

 

Ketika Subuh


Seorang gadis mendidihkan air

dan menyeduh kopi

memberinya sedikit gula

dan menemaninya dengan sepotong roti

menaruhnya di atas meja di samping laptop

tempat semua berkas lamaran kerja dan buku agenda tersusun dengan rapi

juga list segala tempat usaha, sekolah dan kantor-kantor

yang diberi tanda silang dan centang

yang lembarannya tertempel di tembok di samping laptop

Seorang gadis yang masih saja mengimpikan menjadi penyair

memindahkan segala kesederhanaan hidup ke dalam rumitnya cara berpikir manusia

dan rumitnya hidup kedalam kesederhanaan sebuah pemaknaan yang abstrak

untuk sebuah puisi yang tak kunjung ia selesaikan

 

Ruteng, 2021. Cici Ndiwa

 

 

 

Menua

 Menua

Bicaramu perlahan, terbata-bata dan menekan beberapa kata

Langkahmu mulai tertatih, kembali dilatih untuk merasai dingin lantai dengan telapak kaki

Rambutmu perlahan memutih, sehelai demi sehelai

Rambutku berganti warna beberapa kali

Ketika langkahmu memelan, aku semakin cepat melangkahkan kakiku seakan berlari

Mengejar waktu yang abstrak itu

Ketika engkau baru saja menekan dua kata

Aku telah memberi penegasan untuk semua kalimat

Yang keluar dari bibirku dalam sekali tarikan nafas

Saat engkau merasakan sesak di dadamu

Jantungku berdetak merasakan cinta

Bisakah engkau meminum obat-obatmu untuk ikut bersamaku

Bertumbuh dengan cinta yang baru?

 

Ruteng, 2021. Cici Ndiwa

 

Setahun Berdua

                                                  " Selamat merayakan setahun berdua dalam relasi pacaran ini, *ian dan Cici.      Tida...