Rabu, 16 Oktober 2019

Membaca Sabtu Bersama Bapak


In         Buku Ke 1.    Ini bukan pembacaan yang kritis.🙂
Saya hanya ingin berbagi perasaan saya setelah membaca novel setebal 217 halaman.
Novel ini sangat menarik bagi saya, ini novel pertama Adhitya Mulya yang saya baca dan terhitung saya butuh waktu 4 jam untuk menyelesaikan novel ini. Saking menariknya novel ini,. saya sempat menstatuskan di WA beberapa bagian yang menarik itu. Ada beberapa yang saya hapus dari story WA, saya pikir itu terlalu menggurui. Tapi untuk isi keselurahannya yah saya sungguh suka.

Saya bersyukur membaca novel ini sebelum saya memutuskan akan berkomitmen dengan siapa dan akan mempercayakan seluruh perjalanan hidup saya sama siapa, selain sama Tuhan yah. Tuhan tetap nomor satu dalam hidup saya. Ada beberapa hal yang saya baca dan saya pikir itu sangat penting dijadikan referensi dalam hidup walau harus ditelaah lagi. Maksudnya tidak dicerna mentah-mentah.

Mulai dari pemilihan cover, covernya cukup menarik berwarna biru dengan jenis dan warna huruf yang sesuai dengan warna cover. Saya suka judulnya, menggugah dan bertanya-tanya “ada apa di hari Sabtu?”
Di hari Sabtu ada banyak pesan kehidupan, lewat video yang diputar saat akhir pekan. Kenapa hari Sabtu ya?Saya baca dan sangat baper dengan novel ini.
Saya temukan bahwa separuh diri saya ada di sana, dan beberapa pesan Bapak Gunawan juga saya maknai untuk hidup saya.

Bapak Gunawan Garnida yang berusia 38 tahun mengalami sakit kanker, ia tahu bahwa hidupnya tidak lama lagi. Ia memiliki 2 orang anak yang masih kecil, saat menyadari bahwa kanker akan memisahkan hidup ayah dan kedua anaknya. Istrinya, Ibu Itje mendampinginya dengan penuh kasih dan sayang. Bapak Gunawan sadar kalau anak-anaknya akan tumbuh tanpa dirinya, tanpa nasihat dan kasih sayang dari dia. Lalu ia membuat video yang menemani langkah anak-anaknya & menjawabi resah mereka sebelum mereka bertanya.

Cakra masih berumur 3 tahun dan Satya berusia 8 tahun saat pertama kali di hari Sabtu mereka menonton video itu.

“I don’t let death take these, away from us. I don’t give death, a chance” sepenggal pesan Bapak Gunawan

“Planning is everything” Bapak Gunawan memakai pengalamannya sendiri untuk anak-anaknya.

“Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat”

"Manusia ditempatkan di dunia untuk membuat dunia ini lebih baik untuk sebagian orang lain. Jika pun seseorang sudah berguna bagi 1-2 orang, orang itu sudah membuat dunia ini jadi tempat yang lebih baik" Hal. 30

"Jika ingin menilai seseorang, jangan nilai dia dari bagaimana dia berinteraksi dengan kita, karena itu bisa saja tertutup topeng. Tapi nilai dia dari bagaimana orang itu berinteraksi dengan orang-orang yang dia sayang" Hal. 36


Ingin nangis saat Pak Gunawan berjanji sama istrinya setelah mereka akad nikah, "Hari ini, saya janji sama kamu. Melindungi kamu. Sekarang dan nanti. Saat hidup dan mati" hal. 37


Tiap bagian dalam novel ini punya rasa masing - masing di hati saya. 


"Selalu ada pilihan untuk tidak berurusan dengan orang buruk" hal. 60. That's right. Saya pernah sangat tidak suka dengan sikap & perkataan seorang ke saya. Lalu saya pilih untuk menjauhi dia. Yeah..

Sekian dulu. 

Salam

Pemilik Rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setahun Berdua

                                                  " Selamat merayakan setahun berdua dalam relasi pacaran ini, *ian dan Cici.      Tida...