Senin, 21 September 2020

Pluviophile; Penyuka Hujan (bagian 1)

 Sedikitnya, saya ini "pluviophile"

Zaman saya kecil, sepupu dan saya sangat menyukai hujan. Semua keseluruhan hujan yang muncul pagi, siang, sore atau malam dan juga jika hujan itu muncul sepanjang hari. Ada kenyamanan sekaligus kebebasan yang turut muncul bersamaan dengan deraian hujan. 

Saat hujan muncul di pagi hari di masa kecil, itu akan menjadi alasan agar bisa terlambat ke sekolah. Tidak perlu terburu-buru ke sekolah karena jika sampai di sekolah tak akan dimarahi oleh guru. Itu berlangsung sampai masa SMA, hujan membuat saya bisa lebih santai di pagi hari. Saya yang santai namun seisi rumah yang huru-hara karena saya belum bergegas ke sekolah.Hujan membuat aturan sekolah dilonggarkan. Walau banyak juga aturan saat sekolah yang sempat saya langgar entah itu musim hujan atau tidak. Seperti kewajiban memakai sepatu warna hitam ke sekolah saat SMA. Kami dapat mengenakan sepatu warna lain bahkan sendal jepit saat hujan. Berjalan di genangan air hujan masih menjadi favorit saya. 

Walau kami tahu kapan musim hujan akan muncul, kami kurang mempersiapkan untuk itu. Saat hujan muncul, barulah kami dengan segera membeli payung dan mengecek mantel hujan. Saya ingat saat masih kecil, usia Sekolah Dasar. Kami saling berbagi payung, sepayung tiga orang. Tentunya kami akan saling berebutan payung itu akan dipegang oleh siapa saat tiba di sekolah, keputusan untuk itu selalu kami dengar dari mama. Alasannya sangat masuk diakal kami,yang saat itu masih kecil entah ada di kelas siapa pun yang penting itu karena keputusan mama bukan kami. 

Jika hujan di jam kami pulang sekolah, maka mama akan menjemput. Membawa satu payung yang akan dipakai bersama dengan beliau dan uang jajan yang membuat kami tidak kelaparan siang itu karena bisa membeli jajan di kantin sekolah atau kios-kios sepanjang perjalanan pulang ke rumah. 

Saya suka aktivitas menunggu Mama atau keluarga lainnya saat pulang sekolah, saya suka menerka-nerka akan dijemput oleh siapa. Saya akan menunggu di depan kelas sambil menolak ajakan teman untuk pulang bersama mereka. Mama selalu jemput di waktu yang tempat. Sepanjang perjalanan kami akan bercerita tentang masakan yang ada di rumah, adik saya yang rewel, tamu yang datang ke rumah dan menanyakan tentang teman-teman saya. Seringkali saat seperti itu saya pakai untuk minta dibelikan jajan, tas, boneka, buku dan jam tangan juga minta uang jajan yang lebih untuk esok harinya. Karena saya tahu jika Mama memulai cerita, maka beliau tidak mudah marah jika saya mulai minta ini dan itu. Sempat saya minta untuk tidak dijemput saat awal kelas 6 SD, karena saya melihat tak ada satu pun teman saya yang dijemput oleh mamanya bahkan semenjak kami kelas 2 SD. Saya berpikir untuk mengikuti teman-teman saya, mempunyai kemerdekaannya sendiri dan memilih untuk mandiri dengan satu cara yakni tidak dijemput. 

Bagi Mama, saya harus tetap dijemput tiap pulang sekolah apalagi jika hujan. Satu hal yang menjadi ketakutan beliau adalah Ia takut saya diculik oleh orang. Pernah Ia tidak menjemput saya dan saya terlambat pulang ke rumah karena main di rumah teman. Ternyata ia mencari saya di sekolah, menanyakan saya ke orang-orang di sekitar sekolah, ke orang tua dari teman saya dan terakhir ia menemukan saya sedang main masak di halaman belakang rumah seorang teman akrab saya. Saya merasa saat itulah ia mulai memberikan kelonggaran tanpa langsung berkata 'IA" atau langsung "menyetujui" saat saya minta. 

Sejak hari itu ia memberi kelonggaran baru bagi saya. Kelonggaran dengan sebuah catatan yakni "harus jujur" saya bermain dengan siapa dan dimana. Intinya, kejujuran. Sampai saat ini, soal kejujuran dengan Mama saya memilah itu; yang bisa diberitahu ke Mama dan yang menjadi privasi untuk Cici. 

Oh ya, saya lupa menerka berapa jumlah teman lelaki saya yang pernah diancam oleh Mama karena mengganggu saya. 


Kembali tentang hujan. Saya menyukai hujan yang datang tanpa petir. 


Salam


Cici Ndiwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setahun Berdua

                                                  " Selamat merayakan setahun berdua dalam relasi pacaran ini, *ian dan Cici.      Tida...