Sabtu, 19 September 2020

Sedikitnya Tentang Mengenali Emosi


Memesan secangkir susu cokelat hangat yang diminum perlahan hampir sejam sambil mengurai pemikiran dan perasaan yang menumpuk di kepala dan hati. 

Mungkin punya banyak pemikiran akan lebih baik jika diri ini mampu mengurai. Begitu juga dengan perasaaan, merasai ini dan itu lebih baik dari pada mati rasa. 

Terkadang dengan segala kesoktahuan saya yang sempat berpikir bahwa dewasa itu datangnya dari usia, saya berpikir bisa mengendalikan perasaan. Ternyata belum sama sekali. Usia bukanlah patokan, dengan mudah tersulutnya emosi saya adalah contohnya. 

Lebih gampang bicara tentang mengendalikan perasaan dari pada mengatur diri saat perasaaan-perasaaan itu muncul. Baik jika perasaaan indah yang muncul, bagaimana jika saat itu kita sedang bad mood dan kita berada disekeliling orang-orang. 

Saya ingin mengurai tentang bad mood saya. Mungkin dengan menuliskannya akan lebih membuat saya menyadari itu. Mood saya berubah-ubah dalam waktu singkat. Bisa buruk, tenang dan baik. Kadang begitu menyukai satu hal dengan sangat lalu dalam waktu sepersekian jam akan tidak menyukai. Satu ketakutan saya, hal ini (bad mood) akan membawa saya ke dalam perasaaan yang lebih tinggi dengan tingkat melukai perasaan orang yang teramat parah (saya menkhayali ini, semoga bisa teratasi)

Beberapa teman yang saya kenal, mood mereka sering berubah-ubah karena sedang PMS. Maka berbeda dengan yang saya alami, pms tidak begiitu mempengaruhi. 

Saya menyadari latar belakang perubahan mood saya, karena saya hidup dengan mood seperti itu bertahun-tahun. Saya mengenalinya, mood saya tba-tiba berubah jika terlintas atau teringat hal buruk yang terjadi di masa lalu dalam hidup saya. 

Hal-hal yang terjadi di masa kecil saya lebih banyak mempengaruhi dan setelah itu diikuti dengan pengalaman kurang menyenangkan di masa umur 20 an yang lebih banyak dipengaruhi oleh relasi saya. 

Ketika menyadari bahwa pengalaman di masa kecil itulah menjadi penyumbang terbesar bagi mood saya yang berubah dan emosi saya yang kuirang kendali, maka saya memutuskan untuk belajar tenang dengan mengolah perasaan yang timbul saat ingatan itu muncul. 

Saya ingat, satu per satu kenangan buruk muncul dalam hidup saya. Saya seperti dibawa kembali ke masa itu, menyadari kalau dulu saya lemah dan mudah dipengaruhi. Menyadari kalau dulu saya tidak berusaha untuk membuang halk itu dari ingatan saya. Saya simpan itu bertahun-tahun, lalu hal buruk itu muncul dan mempengaruhi berbagai perasaaan. 

Saya sering terbangun dengan kaget saat malam, lalu tidak tidur kembali. Sering juga saat hendak terlelap hal itu muncul, saya langsung terjaga buka mata cepat-cepat dan rasa kantuk saya hilang. Saya merasa kenangan buruk itu seperti monster. Beberapa kali saya enggan tidur malam karena takut bermimpi ketemu monster. Hal seperti ini memang menyusahkan saya. Lebih sulit bagi saya jika hal seperti itu menyusahkan orang lain. 

Menyadari perubahan mood saya lebih sering dipengaruhi hal buruk, maka saya sangat berhati-hati saat berelasi dengan sesama keluarga maupun teman-teman. Yang ada dalam pikiran saya saat berelasi hanyalah meminimilisir mereka tersakiti oleh perubahan mood saya. 

Semua manusia mempunyai emosinya masing-masing, semoga dengan mengetahui hal itu saya dan kamu lebih bisa untuk tidak egois. Lebih berusaha untuk mengenali perasaan itu dan mengendalikannya agar tidak melukai perasaan dan fisik orang. 

Salam 

Cici Ndiwa


Note: Malam Minggu di torush kafe

1 komentar:

Setahun Berdua

                                                  " Selamat merayakan setahun berdua dalam relasi pacaran ini, *ian dan Cici.      Tida...